Jumat, 07 Agustus 2015


Perguruan Seni Beladiri Silat Tiga Serangkai yang sering disingkat sebagai Perguruan TS merupakan suatu perguruan silat tenaga dalam, berasal dari pulau Madura dan berpusat di suatu desa terpencil bernama Desa Jukong, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, Madura. Tak disangka pengabdian yang kita lakukan akhirnya menemukan jejak sejarah Tiga Serangkai.
            Perguruan Tiga Serangkai ini adalah seni beladiri do’a yang terbentuk, digali dan bersumber dari nilai-nilai luhur agama dan budaya bangsa Indonesia. Perguruan ini telah mengembangkan keilmuannya sesuai dengan potensial tenaga dalam yang ada pada setiap tubuh manusia serta melalui kekuatan supra natural atau permohonan dan do’a kepada Allah SWT. Yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan hidup, baik untuk pertahanan dan ketahanan tubuh (beladiri), terapi atau pengobatan suatu penyakit maupun digunakan untuk keperluan-keperluan hidup lain sehari-hari.
Guru Besar (Pembina) dan sekaligus sebagai pendiri Perguruan Tiga Serangkai adalah Bapak Drs. Ec. Sugianto. Beliau seorang yang sangat ramah, sabar, rendah hati dan sangat taat agama sehingga perguruan ini sangat diminati, disegani dan dihormati masyarakat. Tidak heranlah apabila perguruan ini berkembang sangat pesat ke segala pelosok tanah air.
Beberapa unsur, yaitu kemampuan, pengetahuan, sugesti dan etika (akhlaqul karimah) yang membentuk suatu kekuatan/tenaga yang utuh dan sempurna. Ternyata ilmu seni beladiri do’a tersebut memiliki keunggulan tersendiri yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga maupun masyarakat. Untuk lebih memantapkan dan menyempurnakan ke-ilmuannya, Pembina mengkonsultasikan ilmu seni beladiri do’a tersebut kepada salah seorang gurunya (ahli ma’rifat) dari Ledokombo yaitu K.H.Misra’i. Berkat saran guru K.H.Misra’i itu pula, maka Pembina hijrah ke Madura dan mulai mengembangkan ilmu beladiri do’a tersebut.
Pembina pertama kali mengajarkan dan menularkan ilmu seni beladiri do’a tersebut hanya di lingkungan keluarga dan kerabat dekatnya. Tetapi melihat dampak positif dan manfaat yang sangat dirasakan oleh masyarakat serta atas desakan sesepuh /tokoh masyarakat sekitarnya, akhirnya dengan keikhlasan hati yang tulus pembina membuka diri dan mengajarkannya kepada siapa saja yang betul-betul berminat. Pada tanggal satu (1) April 1991 terbentuklah suatu organisasi seni beladiri yang membuka tiga cabang sekaligus dalam waktu yang bersamaan, yaitu Cabang Jukong, Cabang Kalisat, dan Cabang Jember. Guna mengenang dan mengingat hari yang bersejarah itu, organisasi ilmu seni beladiri do’a ini diberi nama “ Perguruan Seni Beladiri Silat Tiga Serangkai “ dan Desa Jukong ditetapkan sebagai Pusat Perguruan Tiga Serangkai karena pembina bertempat tinggal dan berdomisili di Desa Jukong, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan. Sejak itulah tonggak sejarah Perguruan Seni Beladiri Silat Tiga Serangkai berkembang terus hingga sekarang. Pada tanggal 23 Mei 1991 Perguruan Seni Beladiri Silat Tiga Serangkai terdaftar sebagai Organisasi Kesenian/Kebudayaan pada Kantor Depdikbud Kabupaten Bangkalan dengan Nomor Induk : 27/E/2G/I.04.13/C/1991 serta berdasarkan Surat Keputusan Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Bangkalan Nomor : 02/IPSI/PC.BKL/93/SK tanggal 22 November 1993 secara resmi Perguruan Tiga Serangkai ini dinyatakan sah sebagai anggota IPSI Cabang Kabupaten Bangkalan.

0 komentar:

Posting Komentar