Perguruan Seni Beladiri
Silat Tiga Serangkai yang sering disingkat sebagai Perguruan TS merupakan suatu
perguruan silat tenaga dalam, berasal dari pulau Madura dan berpusat di suatu
desa terpencil bernama Desa Jukong, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan,
Madura. Tak disangka pengabdian yang kita lakukan akhirnya menemukan jejak
sejarah Tiga Serangkai.
Perguruan Tiga Serangkai ini adalah
seni beladiri do’a yang terbentuk, digali dan bersumber dari nilai-nilai luhur
agama dan budaya bangsa Indonesia. Perguruan ini telah mengembangkan
keilmuannya sesuai dengan potensial tenaga dalam yang ada pada setiap tubuh
manusia serta melalui kekuatan supra natural atau permohonan dan do’a kepada
Allah SWT. Yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan hidup, baik untuk
pertahanan dan ketahanan tubuh (beladiri), terapi atau pengobatan suatu
penyakit maupun digunakan untuk keperluan-keperluan hidup lain sehari-hari.
Guru Besar (Pembina)
dan sekaligus sebagai pendiri Perguruan Tiga Serangkai adalah Bapak Drs. Ec. Sugianto.
Beliau seorang yang sangat ramah, sabar, rendah hati dan sangat taat agama
sehingga perguruan ini sangat diminati, disegani dan dihormati masyarakat.
Tidak heranlah apabila perguruan ini berkembang sangat pesat ke segala pelosok
tanah air.
Beberapa unsur, yaitu kemampuan,
pengetahuan, sugesti dan etika (akhlaqul karimah) yang membentuk suatu
kekuatan/tenaga yang utuh dan sempurna. Ternyata ilmu seni beladiri do’a
tersebut memiliki keunggulan tersendiri yang bermanfaat bagi diri sendiri,
keluarga maupun masyarakat. Untuk lebih memantapkan dan menyempurnakan
ke-ilmuannya, Pembina mengkonsultasikan ilmu seni beladiri do’a tersebut kepada
salah seorang gurunya (ahli ma’rifat) dari Ledokombo yaitu K.H.Misra’i. Berkat
saran guru K.H.Misra’i itu pula, maka Pembina hijrah ke Madura dan mulai
mengembangkan ilmu beladiri do’a tersebut.
Pembina pertama kali
mengajarkan dan menularkan ilmu seni beladiri do’a tersebut hanya di lingkungan
keluarga dan kerabat dekatnya. Tetapi melihat dampak positif dan manfaat yang
sangat dirasakan oleh masyarakat serta atas desakan sesepuh /tokoh masyarakat
sekitarnya, akhirnya dengan keikhlasan hati yang tulus pembina membuka diri dan
mengajarkannya kepada siapa saja yang betul-betul berminat. Pada tanggal satu
(1) April 1991 terbentuklah suatu organisasi seni beladiri yang membuka tiga
cabang sekaligus dalam waktu yang bersamaan, yaitu Cabang Jukong, Cabang
Kalisat, dan Cabang Jember. Guna mengenang dan mengingat hari yang bersejarah
itu, organisasi ilmu seni beladiri do’a ini diberi nama “ Perguruan Seni
Beladiri Silat Tiga Serangkai “ dan Desa Jukong ditetapkan sebagai Pusat
Perguruan Tiga Serangkai karena pembina bertempat tinggal dan berdomisili di
Desa Jukong, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan. Sejak itulah tonggak
sejarah Perguruan Seni Beladiri Silat Tiga Serangkai berkembang terus hingga
sekarang. Pada tanggal 23 Mei 1991 Perguruan Seni Beladiri Silat Tiga Serangkai
terdaftar sebagai Organisasi Kesenian/Kebudayaan pada Kantor Depdikbud
Kabupaten Bangkalan dengan Nomor Induk : 27/E/2G/I.04.13/C/1991 serta
berdasarkan Surat Keputusan Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)
Kabupaten Bangkalan Nomor : 02/IPSI/PC.BKL/93/SK
tanggal 22 November 1993 secara resmi Perguruan Tiga Serangkai ini dinyatakan
sah sebagai anggota IPSI Cabang Kabupaten Bangkalan.
0 komentar:
Posting Komentar