Jumat, 21 Agustus 2015

Tiga Serangkai
            Perguruan Seni Bela diri Silat Tiga Serangkai yang sering disingkat sebagai Perguruan TS merupakan suatu perguruan silat tenaga dalam, berasal dari pulau Madura dan berpusat di suatu desa terpencil bernama Desa Jukong, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, Madura. Tak disangka pengabdian yang kita lakukan akhirnya menemukan jejak sejarah Tiga Serangkai.
            Perguruan Tiga Serangkai ini adalah seni bela diri do’a yang terbentuk, digali dan bersumber dari nilai-nilai luhur agama dan budaya bangsa Indonesia. Perguruan ini telah mengembangkan keilmuannya sesuai dengan potensial tenaga dalam yang ada pada setiap tubuh manusia serta melalui kekuatan supra natural atau permohonan dan do’a kepada Allah SWT. Yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan hidup, baik untuk pertahanan dan ketahanan tubuh (beladiri), terapi atau pengobatan suatu penyakit maupun digunakan untuk keperluan-keperluan hidup lain sehari-hari.
Guru Besar (pembina) dan sekaligus sebagai pendiri Perguruan Tiga Serangkai adalah Bapak Drs. Ec. Sugianto. Beliau seorang yang sangat ramah, sabar, rendah hati dan sangat taat agama sehingga perguruan ini sangat diminati, disegani dan dihormati masyarakat. Tidak heranlah apabila perguruan ini berkembang sangat pesat ke segala pelosok tanah air.
Beberapa unsur, yaitu kemampuan, pengetahuan, sugesti dan etika (akhlaqul karimah) yang membentuk suatu kekuatan/tenaga yang utuh dan sempurna. Ternyata ilmu seni beladiri do’a tersebut memiliki keunggulan tersendiri yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga maupun masyarakat. Untuk lebih memantapkan dan menyempurnakan ke-ilmuannya, Pembina mengkonsultasikan ilmu seni beladiri do’a tersebut kepada salah seorang gurunya (ahli ma’rifat) dari Ledokombo yaitu K.H.Misra’i. Berkat saran guru K.H.Misra’i itu pula, maka Pembina hijrah ke Madura dan mulai mengembangkan ilmu beladiri do’a tersebut.
Pembina pertama kali mengajarkan dan menularkan ilmu seni beladiri do’a tersebut hanya di lingkungan keluarga dan kerabat dekatnya. Tetapi melihat dampak positif dan manfaat yang sangat dirasakan oleh masyarakat serta atas desakan sesepuh /tokoh masyarakat sekitarnya, akhirnya dengan keikhlasan hati yang tulus pembina membuka diri dan mengajarkannya kepada siapa saja yang betul-betul berminat. Pada tanggal satu (1) April 1991 terbentuklah suatu organisasi seni beladiri yang membuka tiga cabang sekaligus dalam waktu yang bersamaan, yaitu Cabang Jukong, Cabang Kalisat, dan Cabang Jember. Guna mengenang dan mengingat hari yang bersejarah itu, organisasi ilmu seni beladiri do’a ini diberi nama “ Perguruan Seni Beladiri Silat Tiga Serangkai “ dan Desa Jukong ditetapkan sebagai Pusat Perguruan Tiga Serangkai karena pembina bertempat tinggal dan berdomisili di Desa Jukong, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan. Sejak itulah tonggak sejarah Perguruan Seni Beladiri Silat Tiga Serangkai berkembang terus hingga sekarang. Pada tanggal 23 Mei 1991 Perguruan Seni Beladiri Silat Tiga Serangkai terdaftar sebagai Organisasi Kesenian/Kebudayaan pada Kantor Depdikbud Kabupaten Bangkalan dengan Nomor Induk : 27/E/2G/I.04.13/C/1991 serta berdasarkan Surat Keputusan Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Bangkalan Nomor : 02/IPSI/PC.BKL/93/SK tanggal 22 November 1993 secara resmi Perguruan Tiga Serangkai ini dinyatakan sah sebagai anggota IPSI Cabang Kabupaten Bangkalan.

Terowongan Jukong
            Terowongan Jukong adalah salah satu diantara jejak hitam putih yang terjadi di Desa Jukong. Terowongan ini merupakan peninggalan dari zaman Belanda yang tidak terawat keberadaannya. Sehingga lokasi yang nampak indah dengan pemandangan sawah atau hutan jati itu nampak tidak terpublikasikan kepada masyarakat umum. Untuk mencapai lokasi terowongan yang ada di Jukong tersebut, masyarakat harus melewati jalan setapak yang hanya bisa dilalui dengan jalan kaki ataupun dengan menggunakan sepeda. Dan saat melewati jalan tersebut kita juga disambut dengan indahnya jurang-jurang yang ada dan pohon jati yang cukup banyak. Tidak hanya terowongan yang hampir berukuran 10 meter tersebut saja yang menjadikan suasana di Desa Jukong semakin mistis, namun ada bagian yang terpenting pula yang merupakan sejarah Jukong yaitu adanya rel kereta api yang notabene menurut pembicaraan masyarakat disekitarnya merupakan arus lalu lintas barang maupun orang dari tempat satu menuju ke tempat yang lain. Terowongan jukong tersebut sangat nampak gagah berdiri hingga saat ini karena masyarakat dusun jurang dan dusun tlagah yang berdampingan yang menjadikan terowongan ini sebagai jalur pintas menuju antara kedua dusun tersebut bahkan menuju ke desa yang lainnya.



Buah Sawo
            Buah yang satu ini tergolong cukup mudah baik di temukan ataupun untuk di kenali, hal ini karena bentuknya yang memiliki ciri khas tersendiri yakni memiliki bentuk buat ataupun lonjong dengan kulit buah yang berwarna coklat tua, buah ini adalah buah yang kaya akan serat seperti buah jambu biji yang, siapa sih yang tidak menyukai buah yang memiliki rasa manis tersendiri, saya sendiri termasuk orang yang sangat suka mengkomsumsi buah sawo ini, alhamdulillah di tempat kami pengabdian, buah sawo mudah untuk di dapatkan, karena hampir semua orang menanam buah sawo ini pada pekarangan rumahnya.
            Jika berbicara buah sawo ini, maka sangatlah cocok jika di tanam di indonesia, hal ini di karenakan pohon sawo akan tumbuh dengan baik di iklim tropis, buah yang memiliki nama latin Manilkara zapota ini, memiliki umur yang panjang, bisa mencapai puluhan tahun.
Desa Jukong memiliki unggulan produk di bidang pertanian adalah kacang tanah, jagung dan sawo. Namun pada saat kami pengabdian di desa jukong selama kurang lebih dua puluh tiga hari, musim panen jatuh pada buah sawo. Sehingga kami memutuskan untuk melakukan percobaan pengolahan produk terhadap buah sawo. Buah sawo kemudian diolah menjadi suatu produk yang belum pernah ada dipasaran yaitu selai sawo dan sari buah sawo.
            Tidak hanya itu manfaat yang diberikan. Berikut ulasan beberapa manfaat yang didapat jika kita mengkonsumsi buah sawo antara lain:
1.      Mencukupi nutrisi organ penglihatan
2.      Penangkal kanker
3.      Menutrisi dan menguatkan tulang
4.      Mencegah sembelit
5.      Penangkal anemia
6.      Menutrisi kulit
7.      Pencegah batuk
8.      Dan masih banyak yang lainnya

Manajemen Agribisnis Buah Sawo
            Kegiatan program kerja ini merupakan kegiatan utama yang sangat ditunggu-tunggu oleh para warga dan para mahasiswa. Karena cukup lama untuk mempersiapkan segala persiapan mulai dari konsep hingga teknis pelaksanaan acara. Beruntunglah acara manajemen ini berjalan cukup sukses dengan kehadiran tamu kurang lebih dua puluh orang peserta dan sembilan belas mahasiswa Kuliah Kerja Nyata 2015.
            Program ini adalah sebuah terobosan bagi para warga khususnya masyarakat desa jukong yang notabene masyarakat yang mempunyai pohon sawo pada tiap pekarangan rumahnya. Pohon sawo adalah salah satu sumber daya alam  yang berada di desa tersebut, diantara kacang, jagung dan daun kelor.
            Buah sawo yang ada pada setiap pekarangan rumah warga dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah yang cukup mengesankan pada tiap tahunnya. Jika satu pohon mampu menghasilkan dua juta rupiah dengan kisaran tiap bak besar berisi seratus buah sawo dengan harga seratus ribu rupiah. Hal itulah yang mampu memikat para petani sawo untuk menjual ke pasaran buah.
            Sangat disayangkan buah sawo yang telah dipetik dari pohonnya hanya mampu bertahan selama empat hari saja, setelah itu para warga mengkonsumsi sendiri bahkan dijadikan pakanan ternak kambing ataupun sapi. Itulah yang menjadi  alasan kami sebagai mahasiswa yang mampu menambah nilai guna suatu bahan pangan dengan kualitas yang cukup mengesankan pada tingkat home industri.
           
            Pada kesempatan kali itu kami mencoba mengajarkan atau memberikan sedikit ilmu kami yang telah kami timba selama duduk dibangku kuliah. Pemanfaatan secara optimal merupakan tujuan khusus kami, yaitu bagaimana caranya agar masyarakat desa jukong mampu mengolah sawo menjadi sebuah produk yang bernilai rupiah seperti sari buah, selai, dodol, maupun es krim sawo.
            Pelatihan ini tidak semata-mata dipandu oleh mahasiswa-mahasiswi Universitas Trunojoyo Madura, namun juga di dampingi oleh dosen kami dari Fakultas Pertanian yaitu Ibu Millatul Ulya STP. MT. Harapan kami dengan adanya pelatihan ini mampu memberikan pengetahuan kepada warga untuk menambah nilai jual dari buah sawo sehingga dapat menjadi produk olahan berkualitas tinggi.

Optimalisasi Karang Taruna
            Malam itu merupakan malam perdana kita untuk bertemu sekaligus mengadakan program kerja yang telah disusun jauh-jauh hari. Dengan kehadiran kurang lebih dua puluh orang pemuda-pemuda yang merupakan warga asli dari desa jukong.
            Sebelumnya kita melakukan sapa basa-basi yang mana tujuannya untuk mempererat tali persaudaraan sehingga kedepannya kerjasama yang nantinya akan dibangun dapat berjalan dengan baik. Kemudian setelah saling mengenal satu sama lainnya maka acara selanjutnya adalah bagaimana meningkatkan kualitas kinerja dan wawasan mengenai organisasi desa.
            Kita mengadakan sharing haring agar mampu menguak permasalahan atau kendala-kendala yang dialami selama kepengurusan organisasi karang taruna. Dengan adanya jalur tersebut akhirnya kami memberikan solusi dengan menghidupkan kembali semangat aktivis organisatoris pemuda-pemuda yang ada di desa jukong tersebut.
            Karena waktu pengabdian berdekatan dengan pelaksanaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia maka kita segenap mahasiswa mengajak partisipasi masyarakat dan pemuda karang taruna untuk terjun langsung di acara kerja bakti bersama dan pekan agustusan. Itulah ilmu yang mampu kami berikan semoga hubungan silaturahmi kedepannya dapat terus berlangsung tanpa ada kata putus persaudaraan.

Pembuatan Papan Nama Desa
Pembuatan papan nama desa merupakan solusi yang mampu mempermudah masyarakat sekitar desa jukong atau masyarakat yang lainnya di luar desa jukong atau pendatang seperti kita mengetahui batas desa jukong, letak jalan atau nama jalan per dusunnya.
           
            Pembuatan papan nama desa ini dibantu oleh mebel Bapak Mujib yang berada di dusun jurang. Dan dibantu oleh aparat pemerintahan desa seperti sekertaris kepala desa Ibu Uswatun Hasanah. Tak lupa juga bantuan juga diberikan oleh karang taruna desa jukong. Pelaksanaan pembuatan papan nama desa ini berlangsung selama kurang lebih tiga hari bahkan lima hari.
            Papan nama desa ini dibuat berdasarkan hasil Forum Group Discussion (FGD) antara mahasiswa Kuliah Kerja Nyata 2015 dan pemuda-pemuda karang taruna serta sebagian para warga yang ada disekitar balai desa. Papan nama desa yang dibuat adalah papan nama setiap dusun dan beberapa permintaan dari kepala desa seperti papan posyandu, papan Unit Kesehatan Sekolah, papan Taman Kanak-kanak dan lain-lain.

Pembuatan Blog Desa
            Pembuatan blog desa bertujuan untuk memperkenalkan potensi desa kepada masyarakat luas baik berasal dari desa jukong maupun desa yang lainnya. Blog desa ini merupakan bentuk optimalisasi karang taruna yang mana keaktifan seluruh karang taruna dalam mengisi dan mengupdate data-data ataupun informasi mengenai desa jukong dan empat dusun didalamnya.
            Diharapkan dengan adanya blog desa juga dapat menggali potensi-potensi yang tersembunyi pada desa baik dari sumber daya manusia dan sumber daya alamnya. Sehingga kemajuan perkembangan zaman juga didukung dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada di desa jukong.
            Pembuatan blog desa ini berlangsung hampir satu pekan terakhir berada di desa jukong. Blog desa ini didesain dengan template yang menarik dan berisi artikel atau informasi mengenai desa jukong ini. Ada beberapa item atau gadget didalamnya seperti foto dan artikel buah sawo, balai desa, pekan agustusan, manajemen agribisnis buah sawo, pembuatan papan nama desa, dan masih banyak yang lainnya.

Pekan Agustusan
            Hari Kemerdekaan Republik Indonesia akan tiba pada tanggal 17 Agustus 2015, sudah 70 tahun lamanya kita terbebas dari jajahan negara barat. Dan 70 tahun lamanya pula kita merdeka menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai penerus bangsa dengan jiwa patriot yang cinta akan tanah air Indonesia, maka kami selaku mahasiswa Kuliah Kerja Nyata bersama karang taruna desa jukong menggelar pekan agustusan untuk memperingati jasa dan perjuangan pahlawan-pahlawan Indonesia.
            Selama sepekan tepatnya tanggal 10 hingga 15 Agustus 2015, pekan agustusan digelar di lapangan timur balai desa. Dengan banyak peserta dari kalangan taman kanak-kanan, tingkat SD, tingkat SMP, tingkat SMA/SMK, tingkat umum bapak/ibu. Dengan dimeriahkan oleh sound system dan lagu kebangsaan yang menarik jumlah massa berkerumun datang memadati lapangan tersebut.
            Tidak lupa pada tanggal 17 Agustus, kami berkumpul untuk melaksanakan upacara bendera sang saka merah putih bersama seluruh jajaran tingkat pendidikan baik TK, SD, SMP/SMK, dan para mahasiswa Kuliah Kerja Nyata 2015. Upacara ini merupakan penghormatan yang sungguh luar biasa yang kami berikan kepada negara Indonesia.
            Dengan mewujudkan negara perubahan yang merdeka dan demokratis beradaptasi dengan perkembangan zaman disektor ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya yang hanya bisa kita berikan kepada tanah air kita ini.

0 komentar:

Posting Komentar